HIDUP BERSAMA ALLAH
Bagaikan Siang dan Malam
Kehidupan bukan kita yang punya,
bukan kita yang mengendalikan. Makanya ia sering berjalan bertolak belakang
dengan yang kita inginkan. Bisnis kita bisa gagal, panen kita bisa gagal,
rencana kita bisa gagal. Lalu siapa yang punya..? Kita sudah tahu jawabannya, yaitu Allah, yang
Maha Memegang segala urusan.
Bila sudah tahu hal ini, mestinya
kita tidak jadi manusia yang gampang bersedih, marah, kecewa, apalagi berputus
asa. Kan bukan kita yang mengatur, jadi serahkan saja kepada Yang Maha
Mengatur.
Memang tidak gampang menerima
kenyataan. Apalagi biasanya kenyataan tersebut adalah hal-hal yang dipandang
buruk oleh manusia. Misalnya kehilangan motor, putus sekolah, berhenti kerja,
bangkrut dagang, dan sebagainya. Disebut tidak gampang sebab memang ia membawa
kita pada kesedihan. Cuma, kalau kita pikir-pikir, diterima atau tidak kejadian
buruk, ia sudah terjadi, dan kita tidak bisa memutar waktu.
Ibarat siang dan malam, beginilah
kehidupan berputar. Tidak mungkin kita hidup dalam nuansa yang terus terusan
terang, tidak ada. Pasti ada masa dimana suasananya buram atau bahkan gelap.
Lalui saja dengan ikhlas, jalani saja dengan lapang. Toh ketika malam datang,
kita juga tahu bahwa esok fajar kan menjelang, lalu siang akan kembali datang.
“Betapapun beratnya penderitaan dan
sulitnya kesulitan, pasti ia akan berujung; hilangkan kecemasan, singkirkan
kekhawatiran, dan buanglah keputusasaan.”
Ya Allah, yang menciptakan siang dan malam,
Engkau ajarkan melalui penciptaan siang dan malam ini keberanian menghadapi
kenyataan hidup. Bahwa malam akan berlalu, seiring dengan akan datangnya siang
kembali. Dan bahwa kami memang harus mempersiapkan diri bila malam datang
menggantikan siang.
Oleh: Arief Budi Firmansyah
|