Selasa, 05 Mei 2015

HIDUP BERSAMA ALLAH Bagaikan Siang dan Malam

HIDUP BERSAMA ALLAH
Bagaikan Siang dan Malam
            Kehidupan bukan kita yang punya, bukan kita yang mengendalikan. Makanya ia sering berjalan bertolak belakang dengan yang kita inginkan. Bisnis kita bisa gagal, panen kita bisa gagal, rencana kita bisa gagal. Lalu siapa yang punya..?  Kita sudah tahu jawabannya, yaitu Allah, yang Maha Memegang segala urusan.
            Bila sudah tahu hal ini, mestinya kita tidak jadi manusia yang gampang bersedih, marah, kecewa, apalagi berputus asa. Kan bukan kita yang mengatur, jadi serahkan saja kepada Yang Maha Mengatur.
            Memang tidak gampang menerima kenyataan. Apalagi biasanya kenyataan tersebut adalah hal-hal yang dipandang buruk oleh manusia. Misalnya kehilangan motor, putus sekolah, berhenti kerja, bangkrut dagang, dan sebagainya. Disebut tidak gampang sebab memang ia membawa kita pada kesedihan. Cuma, kalau kita pikir-pikir, diterima atau tidak kejadian buruk, ia sudah terjadi, dan kita tidak bisa memutar waktu.
            Ibarat siang dan malam, beginilah kehidupan berputar. Tidak mungkin kita hidup dalam nuansa yang terus terusan terang, tidak ada. Pasti ada masa dimana suasananya buram atau bahkan gelap. Lalui saja dengan ikhlas, jalani saja dengan lapang. Toh ketika malam datang, kita juga tahu bahwa esok fajar kan menjelang, lalu siang akan kembali datang.
            “Betapapun beratnya penderitaan dan sulitnya kesulitan, pasti ia akan berujung; hilangkan kecemasan, singkirkan kekhawatiran, dan buanglah keputusasaan.”

Ya Allah, yang menciptakan siang dan malam, Engkau ajarkan melalui penciptaan siang dan malam ini keberanian menghadapi kenyataan hidup. Bahwa malam akan berlalu, seiring dengan akan datangnya siang kembali. Dan bahwa kami memang harus mempersiapkan diri bila malam datang menggantikan siang.


Ya Allah, yakinkan diri kami, bahwa ditengah suka cita atau duka cita kami, ada Engkau Yang Maha Melihat dan Maha Menyaksikan. Dan tentunya Engkau tidak akan berdiam diri ketika kami menghadapi penderitaan dan kesusahan.
Oleh: Arief Budi Firmansyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar